TANAH DATAR - Serius cegah dan turunkan angka stunting di Tanah Datar, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) gelar Seminar Pencegahan dan Penurunan Angka Stunting di Tanah Datar dengan menghadirkan Ahli Gizi Masyarakat Dr.dr. Tan Shot Yen, M.Hum, Sabtu (18/03) di Gedung Suri Maharajo Dirajo Batusangkar.
Seminar sehari yang diikuti Tim Penggerak PKK disemua tingkatan, Kader PKK dan Ketua Kelompok Dasawisma ini juga turut diundang ketua TPPS Tanah Datar, Sekda Tanah Datar, Staf Ahli Bupati, Asisten, Kepala OPD, Kabag lingkup Setda, Ketua dan Wakil Ketua TP PKK dan pengurus, Ketua Organisasi Wanita se Tanah Datar, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dan Swasta, Ketua IDI, Ketua IDAI, Ketua Pogi, Ketua IBI, Ketua PPNI, Tenaga Gizi RSUD M. Ali Hanafiah, Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat, Ketua TPK Nagari, KPM Nagari se Tanah Datar dan undangan lainnya.
Ketua TP PKK Tanah Datar Ny. Lise Eka Putra dalam arahannya sampaikan seminar ini merupakan upaya memberi pencerahan dan semangat bagi kader dan seluruh peserta yang hadir dalam upaya menurunkan dan mencegah stunting di Tanah Datar dan upaya mendukung program nasional percepatan penurunan angka stunting di Indonesia melalui lima pilar.
Disebutkan Ny. Lise Eka Putra lima pilar nasional percepatan penurunan stunting tersebut adalah komitmen dan visi kepemimpinan, kampanye nasional dan komunikasi perubahan prilaku, konvergensi, koordinasi dan konsolidasi program pusat, daerah dan desa atau nagari, ketahanan pangan dan gizi serta pemantauan dan evaluasi.
Baca juga:
Pemprov Sumbar Gelar Pendidikan Bela Negara
|
“Di Tanah Datar langkah-langkah penurunan angka stunting terus dilakukan seperti pemberian edukasi kepada masyarakat, pemenuhan gizi, melakukan aksi perubahan bagi Ibu hamil dan memastikan pertumbuhan bayi baik mulai dari dalam kandungan hingga melahirkan serta pelaksanaan seminar yang dilaksanakan saat ini, ” ucapnya.
Ny. Lise Eka Putra menyebut peran TP PKK sebagai mitra Pemerintah Daerah dalam upaya mencegah stunting sangat penting dari itu Ia berharap pada peserta seminar agar serius mengituti dan bertanya pada nara sumber seputar gizi bagi anak, sehingga seminar yang diikuti ini betul-betul bermanfaat dan mampu merubah pola asuh anak yang selama ini kurang baik, menjadi lebih baik lagi.
Ia berharap para kader PKK, kelompok dasawisma, kader PPKBJ/Sub PPKBJ dan Kader Pembangunan Manusia (KPM) dan semua peserta yang ikut baik langsung maupun live streaming dapat menjadi motor penggerak dalam pencegahan stunting di Tanah Datar.
“Angka stunting Tanah Datar menurun dari tahun sebelumnya yang mana pada tahun 2022 sebesar 21, 05 persen dan pada tahun 2023 ini menjadi 18, 19 persen, dan target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024 sehingga itu menjadi acuan bagi kita khususnya di Tanah Datar, ” tukas Ny. Lise Eka Putra.
Sementara itu Bupati Tanah Datar yang diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra Elizar dalam sambutannya menyampaikan jika permasalahan stunting sudah menjadi permasalahan nasional, dari itu stunting merupakan persoalan yang serius dan perlu segera diatasi.
“Persoalan stunting sangat serius dan perlu segera diatasi dalam upaya pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia yang sehat dan berkualitas, ter khusus masyarakat Tanah Datar dan Sumatera Barat, ” ucapnya.
Dikatakan Elizar Pemerintah Daerah berkewajiban melindungi asupan gizi masyarakat, dari itu diminta perangkat daerah dan seluruh stake holder melakukan inovasi agar upaya pemenuhan gizi masyarakat dapat terpenuhi.
Dukungan tersebut dikatakan Elizar melalui pembangunan satitasi air bersih, penyediaan pangan aman dan bergizi dan utamanya pemahaman yang baik serta kepedulian masing-masing individu dan masyarakat perannya dalam upaya penurunan angka stunting di Tanah Datar.
Sementara itu DR.dr. Tan Shot Yen. M.Hum dalam paparanya menyampaikan jika stunting itu bukan gagal tumbuh pada bayi melainkan gangguan gizi kronis yang dimulai dari semenjak ibu hamil, melahirkan sampai anak usia dua tahun yang ditandai dengan tinggi badan menurut usia berada pada kurva merah ke bawah menurut standar deviasi, jadi tidak bicara pendek ataupun gagal timbuh, dari itu harus ada pengukuran bayi yang benar di posyandu.
Dikatakan DR.dr. Tan Shot Yen, anak yang mengalami stunting akan mengalami kecerdasannya tidak optimal, beresiko obesitas, hipertensi, diabetes dan juga gangguan lainnya.
Tan Shot Yen mengatakan ada 5 pintu menuju stunting yaitu pertama Saat Ibu hamil mengalami anemia, kurang energi kronik, lingkar lengan atas kecil, anak resiko BLBR, anemia, kedua saat kelahiran, inisiasi menyusui dini tidak dilakukan, Ibu tidak paham perlekatan, kegagalan ASI Eksklusif selanjutnya tinggi, ASI eksklusif gagal, MPASI tidak benar dan anak sering sakit.
“Stunting bisa dicegah dan itu berpulang pada keluarga yang mau didukung dengan 5 pintu keluar dari stunting yaitu literasi, edukasi, sanitasi, imunisasi dan perencanaan ekonomi, ” ujarnya.
Usai memberikan materi Tan Shot Yen juga memberikan praktek memasak makanan untuk bayi dihadapan kader PKK di Nagari Koto Tangah Kecamatan Tanjung Emas. (JH)